Penyemai Semangat





Saya pribadi suka sekali dengan kalimat ini, penuh makna dan hikmah. Saya yang pernah menjadi murid sekaligus guru nyatanya masih tertatih-tatih mengilhami kalimat tersebut. Karena memang susah menerapkannya terhadap diri sendiri :)
Pada kesempatan kali ini, saya ingin menuliskan beberapa orang yang pernah membukakan pintu untuk saya masuki. tsaahhh…...Bukan pintu doraemon tentunya, hahaha. Yakni pintu ilmu dan pengetahuan, pintu pengalaman, pintu berpikir dan lain-lain. Mereka tak lain adalah penyemai semangat khususnya untuk saya pribadi dan teman-teman sekalian.
Beliau-beliau adalah dosen dan orangtua ideologis bagi saya setidaknya sejak saya terdaftar sebagai mahasiswa mereka hingga sekarang. Adapun beberapa sebutan yang dilabelkan nanti, itu untuk memudahkan kami menyebut mereka di tiap obrolan atau chatting whatsapp. hehe, peace :) walaupun setiap ketemu tetap saja memanggil Bapak dan Ibu.
Sungkem dululah satu-satu, mohon izin Bpk/Ibu Dosen PPs Biologi UM Metro :) Sejujurnya saya sungkan sekali menulis tentang beliau-beliau, takut ulasannya terlalu subyektif. Hehehe. Over all, maafkan jika ada nanti yang kurang pas ya pak/bu.
Mulai dari direkturnya dulu-lah. Papi Agus Sutanto. “Bapak ini kok orangnya sabar betul ya?”, setidaknya begitulah kesan pertama ikut perkuliahan beliau. Saya yang kala itu sudah nyerocos ajah dengan pertanyaan ini itu, direspon beliau dengan santai dan sumeh. Pokoknya jargon 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) melekat banget dah sama bapak satu ini. Beberapa waktu lalu beliau baru saja menerima 2 hak paten untuk hasil penelitiannya. Selamat yo pak…


Selanjutnya Ratu-nya PPs Biologi UM Metro, Mami Hening Widowati. Gimana ga jadi ratu coba? Soalnya Ibu cantik sendiri di antara dosen pasca Biologi lainnya. Hehehe. Udah gitu, saya suka dengan kesederhanaan yang ibu contohkan. Belum lagi untuk administratif, beuhhhh…..super duper deh ibu satu ini, komplit dan sistematis sekali, perfect dah. Walau terkadang ketika mengajar suaranya lembut sekali, tapi ketika Ibu bicaranya tegas suasana kelas jadi sesuai nama ibu….hening :) hehehe. Doakan ya bu, kami bisa ngikutin jejak ibu….


Lanjutlah ke Kaprodi kita, Babe Achyani Subadi. Bapak filsafat satu ini demen beud dengan dunia Tumbuhan. Kadang sering pamer tanaman hias atau tanaman bonsainya di facebook. Ahahhaa. Kenapa saya bilang pamer? Karena kalau kita minta ga mungkin dikasih, wkwkwk, cuma suruh menikmati lewat fb ajah :) Bapak dosen yang sering ngajak ngobrol dan dekat dengan mahasiswanya ini, sering membully saya masalah berat badan. Hikss…Intinya babe  satu ini tidak membatasi diri dengan mahasiswanya.

Selanjutnya, ada Papsky Muhfahroyin. Beliau mash muda diantara dosen lainnya, progresiflah sepertinya. Setidaknya dalam 2 tahun terakhir, bapak satu ini sering go to abroad. Yang begitu tuh bikin envy. Ahaha…tapi harus ingat rumusnya, “Klo kita iri dengan pencapaian seseorang, kita juga perlu iri dengan pengorbanan dan perjuangannya”. Sepakat kan?


Terus ada Bapake Agus Sujarwanta, Bapak satu ini humoris kalau sedang mengajar. Perkataannya yang sering diulang-ulang sejak semester satu, “Tesis yang baik adalah tesis yang cepat selesai”. So, kalau sampe sekarang tesis kalian belum selesai, berarti…….(ah, jangan cepat menyimpulkan, guys.) Mungkin kalian hanya butuh sedikit cipratan semangat untuk menyelesaikannya :)


Beralih ke Ayah Nyoto Suseno, beliau orangnya cukup pendiam, jadi lumayan segan gitu kalau mau menegur duluan. Hehehe. Waktu perkuliahan juga tidak terlalu banyak tanya jawab. Alhasil waktu bimbingan agak memaksakan diri untuk berani ngadep bapaknya, dan ternyata Bapaknya ramah kok plus detail banget masukannya. Love it dah...



Selanjutnya, Abi Handoko Santoso, Bapak dosen satu ini berasa banget ustadznya. Hehehe. Soalnya saya pernah dua kali ditegur salah nyomot ayat Alquran dalam makalah, Jan…parah. Ketauan banget kan kalau ga crosscheck antara yang didapat dari google dengan Alquran. Ahahaha. Mohon dimaklumi ya pak, karena buat makalahnya juga sistem kebut-kebutan. (Don’t try this at home, guys) :)






Buahahah, terakhir-terakhir paling susah ngulasnya. Hehhe. Karena memang jarang interaksi, jadi hanya sekilas saja mengenal beliau. Prof. Karwono, sebagai Rektor, dengan jadwal padat merayap masih sempat mengajar kami. 



Begitu juga Prof Juhri, dosen terbang di beberapa kampus di Lampung. Yang jelas kesibukan mereka super wow banget dah. Bangga pernah diajar kedua Prof tersebut.








Well, itulah ulasan subyektif dari saya, karena belum berhasil membujuk teman-teman untuk memberikan ulasan…ahahha. Dimaafkan ya pak/bu jika ada yang kurang berkenan.(HSC)


Komentar

  1. ehmmm, apa iya...ya????? bisaan ajah.... kalu penulisnya .... orangnya ...... eee cukup dibatin ajalah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, punten bapak, baru baca komennya 😄

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fieldtrip: Eksistensi atau Esensi?

5 Idioms To Use In Your Writing